Judul : Safir Cinta
Pengarang : Faradina
Izdhihary
Penerbit :
WritingRevo Publishing
Tahun Terbit : 2012
Tempat Terbit : Yogyakarta
Tebal : 276
halaman
Peresensi : Amalis
Sofi’ah
Faradhina Izdhihary adalah nama pena dari Istiqomah, S.Pd, M.Pd.
ditengah-tengah pekerjaannya sebagai seorang guru Bahasa Indonesia , ia juga
meluangkan waktunya untuk berkarya. Menulis adalah salah satu hobi yang begitu
digemari, yang sampai pada akhirnya beberapa tulisannya dimuat di berbagai
koran, majalah dan antalogi. Ia juga telah menciptakan sebuah novel yang
berjudul seputih Cinta Hawna dan novel yang baru saja diluncurkan ini, safir
cinta.
“safir cinta”, kisah kehidupan seorang perempuan yang begitu
tragis. Reysa, salah satu teman dina yang beberapa tahun silam menghilangkan
jejak, kemudian datang secara tiba-tiba dengan penampilan yang begitu kontra
dengan kepribadiannya dulu. Ia datang untuk meneruskan kembali cerita
kehidupannya yang beberapa tahun silam sempat terpotong oleh kasus terakhir
yang menimpanya. Reysa yang menjadi korban kutukan keturunan ketiga berhasil
menghentikan kutukan tersebut setelah beberapa tahun juga tercebur dalam lembah
hitam nan kelam. Pertama, nasib malang tak mempunyai suami di alami oleh sri,
nenek Reysa. Kemudian nasib tersebut seakan-akan menjadi warisan hingga menimpa
pada anaknya yakni Endang, ibu Reysa. beda dengan sri, Endang hamil dengan
lelaki yang dicintainya meski pada akhirnya lelaki tersebut tak menjadi pendamping
hidupnya. Sri terpaksa harus menutupi kehamilan anaknya diluar nikah dengan mengeluarkan
beberapa uang untuk menjadi suami bayaran. Mulyono, lelaki bejat yang bersedia
menjadi suami bayaran itu telah menyia-nyiakan Endang, di tambah lagi ternyata
dia sudah mempunyai istri sebelumnya. Sebab itulah perkawinan Endang-Mulyono berakhir
dengan perceraian. Endang lalu memilih meninggalkan kampung halamannya menuju
kota blitar. Di kota inilah dia mengurusi anaknya seorang diri hingga akhirnya
menemukan tambatan hati yang benar-benar tulus mencintainya. Reysa yang cantik
dan berotak cerdas telah menjadi seorang ibu. Ia pun menumbuhkan rasa dendam
yang luar biasa kepada semua laki-laki setelah mendengar cerita dari serpihan
kisah kehidupan yang dialami ibunya. Seks dan minuman keras menjadi sasaran
utama dalam melupakan beban masa lalunya. Hal buruk ini berakhir ketika sebuah
teror ancaman kematian dari lelaki yang telah bertekuk lutut dibuatnya. Saat
itulah Djon_ ayah kandung Reysa yang berpuluh-puluh tahun baru ditemukan_
mencoba melindungi anaknya dengan cara merekayasa kematian Reysa. Setelah kasus
kematian Reysa menyebar, Djon membawa pergi Reysa ke suatu tempat yang dapat
menenangkan hatinya. Ribuan penyesalan dan ketakutan-ketakutan muncul satu
persatu membuat Reysa semakin dekat dengan sang khalik. Penyesalan yang paling
terbayang adalah dia tidak pernah menyayangi anak dan suaminya sebagaimana
mestinya. Sungguh Tuhan maha mendengar, Reysa pada akhirnya bisa membangun kembali
rumah tangganya yang beberapa tahun hancur.
Secara keseluruhan novel ini mempunyai kelebihan dan kekurangan,
karena tidak ada kata sempurna kecuali untukNya. Kelebihan dalam novel yang
begitu menggetarkan hati ini adalah mengenai kisah ceritanya, kisah cerita yang
jarang ditemukan dalam novel-novel lainnya. Kisah yang seakan-akan menyeret
kita berperan didalamnya. Alur ceritanya maju mundur, kadang memang
membingungkan, dikarenakan banyak menimbulkan pertanyaan dan rasa penasaran.
Namun ini tidak mengurangi kehebatan novel, karena pada lembaran berikutnyalah
yang menjawabnya. Kisahnya digambarkan secara menarik dengan tutur bahasa yang
mudah dipahami.
Kelemahannya hanya terletak pada kurang lengkapnya penggambaran
jalan cerita Naila dan Natt dalam menerima ibunya, hanya dengan cerita dari
ayahnya mereka langsung bisa percaya. Padahal perempuan yang mengaku menjadi
ibunya itu beberapa tahun yang lalu sudah dikatakan meninggal kini muncul
dengan tiba-tiba. Apalagi mereka masih terlalu dini untuk mengetahui kisah
rumit yang dialami Resya.
Safir Cinta novel yang
sangat layak dibaca dan diancungi dua jempol, novel yang mampu memaksa
pembacanya terus menghabiskan novel dalam sekali duduk. Novel yang takkan bisa
diberhentikan ditengah jalan, karena selalu membuat pembaca penasaran pada
cerita selanjutnya. Sarat akan pelajaran. Ketulusan dalam beribadah yang
sesungguhnya menjadi ending dalam novel ini. Bagaimana akhirnya Endang bisa
merajut kembali rumah tangganya yang sempat hancur lebur? Temukan jawabannya
dengan membaca novel ini, karena kamu seolah-olah akan menyaksikan langsung
kejadian demi kejadian yang ada didalamnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar