simfoni tutur lembutmu
Sekilas terlintas bayangmu kembali
Saat kau larutkan kasihmu bersama belaian hangatmu
Saat kau usap tetesan air mata ini
Saat kau menampung semua luapan resahku..
Ah masa itu..
masa yang t'kan pernah kembali..
Kini nisan yang menjadi bukti keberadaanmu..
Dan sebaran bunga mawar kemarin..
Juga bulir-bulir air mata..
Ibu...
Aku tak lagi bisa bersandar dalam dekapmu
Namun hanya bisa ku rangkul, ku peluk ku cium nisanmu..
Serta sebaris do’a yang tak henti ku suguhkan,,
Teruntuk ibuku sayang..
Salam sayang, anak perempuanmu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar